Dewasa ini berita
tentang menguatnya nilai tukar dolar terhadap mata uang domestic menjadi
perbincangan hangat di awal tahun 2015 ini. Di karnakan nilai tukar rupiah
menyentuh angka hingga Rp. 13.000.000 =
1 USD. Tercatat kurs dollar pada tanggal
28/03/2015 di seputar forex adalah
sebagai berikut
SIMBOL
|
MATA UANG
|
KURS JUAL
|
KURS BELI
|
KURS TENGAH
|
|
AUD
|
Australia - Dollar
|
10,314.80
|
10,027.80
|
10,171.30
|
|
CAD
|
Canada - Dollar
|
10,565.25
|
10,282.25
|
10,423.75
|
|
CHF
|
Swiss - Franc
|
13,683.50
|
13,330.50
|
13,507.00
|
|
CNY
|
China - Yuan
|
2,128.10
|
2,072.10
|
2,100.10
|
|
DKK
|
Denmark - Krona
|
1,925.70
|
1,862.80
|
1,894.25
|
|
EUR
|
Eropa - Euro
|
14,300.65
|
13,937.65
|
14,119.15
|
|
GBP
|
English - Poundsterling
|
19,595.15
|
19,073.15
|
19,334.15
|
|
HKD
|
HongKong - Dollar
|
1,698.15
|
1,668.05
|
1,683.10
|
|
JPY
|
Japan - Yen
|
111.11
|
107.70
|
109.41
|
|
NZD
|
New Zealand - Dollar
|
10,009.20
|
9,705.20
|
9,857.20
|
|
SAR
|
Riyal - Saudi
|
3,531.85
|
3,427.85
|
3,479.85
|
|
SEK
|
Swedia - Krona
|
1,545.95
|
1,489.75
|
1,517.85
|
|
SGD
|
Singapura - Dollar
|
9,543.42
|
9,485.42
|
9,514.42
|
|
USD
|
Amerika - USD Dollar
|
13,200.00
|
12,900.00
|
13,050.00
|
Kurs Rupiah melemah memiliki beragam implikasi bagi
masyarakat, baik perusahaan maupun individual, berikut adalah beberapa dampak
positif dan negaif terhadap nilai tukar rupiah yang melemah :
1. Nilai Gaji Dalam Dolar AS Meningkat
Tanpa perlu dijabarkan sekalipun, fakta ini
sudah umum dipahami. Kurs Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar
AS atau mata uang asing lainnya jadi meningkat saat ditukarkan dengan Rupiah.
Kiriman bulanan TKI sebesar 500 USD ke keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat
kurs Rupiah 12,000 per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan
sekitar 6 juta Rupiah; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga 13,000 per Dolar
AS maka nilainya akan meningkat jadi sekitar 6,5 juta Rupiah.Ini dengan
sendirinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia
yang kebetulan kerabatnya bekerja di luar negeri, sekaligus membuat makin
banyak orang berkeinginan untuk menjadi TKI.
2. Meningkatkan Daya Saing Produk Made In
Indonesia di Luar Negeri
Sudah umum diketahui juga bahwa dengan kurs
Rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang
berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa
pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi
ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya
semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa
meningkatkan ekspor Indonesia. Meningkatnya daya saing produk Made In Indonesia
di luar negeri ini berpotensi memicu ekspor Indonesia dan menguntungkan
perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang
ekspor itu sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia
disukai di luar negeri.
3. Harga Barang Impor Naik
Salah satu dampak yang langsung terasa saat
kurs Rupiah melemah adalah kenaikan harga barang-barang impor. Sebagian besar
perdagangan luar negeri Indonesia dijalankan dengan perantaraan Dolar AS,
sehingga mahalnya Dolar AS akan membuat harga barang impor juga makin mahal.
Apakah ini bagus?
Bagi barang-barang impor dari jenis barang
konsumsi, mungkin bagus. Katakanlah harga buah-buahan impor naik, misalnya,
maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih
murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor buah pun
akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di saat yang bersamaan
akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang buah lokal.
Namun, kenaikan harga barang impor ini akan
buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri Tempe
dan Tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor,
sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga kedelai akan makin
menjulang tinggi, dan dampaknya harga Tempe dan Tahu naik, serta industrinya
terancam gulung tikar. Semakin banyak industri berbahan baku impor di
Indonesia, maka dampak kurs rupiah melemah terhadap perekonomian akan semakin
berat. Selain karena perusahaan-perusahaan di industri itu terancam tutup, para
pegawainya bisa di-PHK, dan pertumbuhan ekonomi juga terancam melambat.
Padahal, jumlah industri berbahan baku impor ini banyak sekali, bukan hanya
industri Tempe dan Tahu.
4. Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat
Guna menjalankan
pembangunan negara, pemerintah seringkali perlu berhutang, baik secara langsung
ke lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi (surat
utang). Perusahaan-perusahaan swasta pun seringkali perlu berhutang dulu untuk
mengembangkan usahanya. Jika hutang-hutang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS,
maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun
kurs Rupiah saat pengembalian hutang berbeda dengan saat pemberian hutang.
Umpamakan perusahaan X
berhutang 1 juta USD saat kurs Rupiah masih 12,000 per Dolar AS, atau dengan
kata lain ia akan mendapatkan dana segar dari sumber hutang sebesar 12 milyar
Rupiah. Perjanjiannya, satu tahun kemudian ia harus mengembalikan hutang 1 juta
USD itu plus bunga 2% (20,000 USD). Di awal perjanjian, ia mungkin mengira
hanya perlu mengembalikan 12 milyar Rupiah plus bunga 240 juta Rupiah. Tetapi
bila saat jatuh tempo pengembalian hutang tiba ternyata kurs Rupiah melemah
hingga 13,000 per Dolar AS, maka besar jumlah yang harus dikembalikan
perusahaan X tersebut adalah 13 milyar Rupiah plus bunga 260 juta Rupiah. Atau
dengan kata lain, beban hutangnya berlipat ganda dari pinjaman awal.
Saat krisis tahun
1997/1998 dulu, sebagian besar hutang Indonesia, baik hutang negara maupun
hutang swasta, berbasis Dolar Amerika Serikat. Akibatnya, ketika kurs Rupiah
melemah drastis, maka perekonomian langsung kolaps. Namun selama beberapa tahun
terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko
krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah
Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali
hutang-hutang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs
Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya.
Itulah beberapa poin
dampak menguatnya dolar terhadap rupiah. Selain empat poin diatas tersebut juga
ada sejumlah efek minor lain yang mungkin timbul akibat menguatnya dolar itupun
bervariasi antar sektor ekonomi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar